Berbicara tokoh legenda di Indonesia bisa dikatakan hampir setiap daerah ini mempunyai tokoh imajinernya sendiri yang uniknya tidak stereoti...
Berbicara tokoh legenda di Indonesia bisa dikatakan hampir setiap daerah ini mempunyai tokoh imajinernya sendiri yang uniknya tidak stereotip setiap daerah, tidk semuanya superhero yang menjadi tokoh dengan kepribadian perfect. Inilah uniknya Indonesia, contohnya seperti di tanah Pasundan yang memiliki tokoh imajiner Kabayan dengan pembawaannya yang absurd.
Salah satu pembahasan si kabayan ini diuraikan dengan gamblang oleh Akun Mang Ucup di grup FB Halo - Halo Bandung. Berikut uraiannya :
Tidak bisa dipungkiri setiap orang yang mengenal tokoh si Kabayan. Kesan pertamanya pasti jenaka – bodor (lucu). Hal ini merupakan ciri khas orang Sunda yang mengusahakan agar hidupnya bisa selalu gembira dan penuh dengan tawa.
Apakah si Kabayan ini tokoh manusia yang tidak punya masalah sehingga bisa selalu hepi dan enjoy terus? Apakah ia itu seorang Uebermensch (manusia super) yang sudah bisa mengatasi semua permasalahan dengan tawa?
Setiap permasalahan bisa dilihat dari berbagai macam sudut segi pandang. Apabila dilihat berat ya berat. Namun apabila dilihat ringan tentu jadi ringan pula.
Bahkan bisa diterima dengan secara BODOR dan lucu. Maka dari itu prinsip utama dari si Kabayan adalah GEUS TEU NANAON KU NANAON artinya tidak terpengaruh oleh apapun juga. Kenapa?
Sebab apapun yang terjadi di dalam kehidupan ini. Bukan hanya harus bisa menerima saja. Bahkan harus pula bisa mensyukurinya. Misalnya si Kabayan akan tersenyum pada saat menemui jalan tanjakan.
Maklum ia tahu, setelah menanjak pasti Gusti Alloh akan menghadiahi dengan jalan menurun yang menyenangkan.
Dengan pandangan yang lugu dan sederhana ini. Si Kabayan bisa menerima setiap keadaan dengan secara Bodor, Enjoy & Painless!
Prinsip inilah yang membuat si Kabayan memiliki pandangan bahwa: HIRUP MAH HEUHEUY JEUNG DEUDEUH. Dimana tak terlalu gembira ketika mendapat kesenangan dan tidak terlalu sedih ketika ditimpa kemalangan.
Entah kesenganan maupun kemalangan sifatnya hanya sementara saja, ialah datang dan pergi seperti juga malam dan siang.
Si Kabayan menerima dan menjalani kehidupan dengan cara mensyukuri sebagai ANUGERAH yang murni diberikan oleh Tuhan.
Dalam bahasa Sunda banyak kata yang bisa digunakan untuk menyebutkan jati diri sendiri (saya) misalnya abdi, aing, kaula, urang, kuring dsb.
Namun banyak orang Sunda yang lebih senang memilih kata KURING dari KURUNG (batasan indrawi). Dimana kita bisa bebas dari KURUNGAN ini; maka kita akan bisa hidup lebih Enjoy.
Seperti juga si Kabayan urang Sunda berusaha untuk menilai hidup ini dengan cara BODOR alias menghibur. Mereka tidak suka menggurui.
Mereka tidak ingin memaksa dan mendikte. Mereka berusaha menyampaikan pemikiran dan ide mereka ini dengan cara menghibur.
Sambil mengajak khayalak umum untuk memikirkan dan merenungi pemikiran ini secara bersama. Tanpa harus mengacungkan sidik jari melainkan dengan tawa bodor.
Mereka berusaha untuk menyampaikan ide atau pemikiran mereka melalui cerita yang lucu melalui tokoh si Kabayan.
Si Kabayan ini sebagai orang Sunda Non-Feodal. Ia seorang n’Deso yang lugu dan tidak mengenal adanya tata-krama ala Feodalisme.Oleh sebab itu juga sering dinilai CUNIHIN dan BELEGUG
Ketika tetangganya Kabayan mengadakan hajatan. Ia hadir dengan pakaian sehari-harinya yang sangat sederhana. Maka tidaklah heran apabila tak seorangpun menghiraukannya termasuk sang Tuan Rumah.
Namum kebalikannya ketika si Kabayan datang lagi dengan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih bagus dan bersih. Si Kabayan disambut dan disuguhi dengan hidangan yang serba lezat. Bahkan untuk ini disediakan meja khusus untuknya.
Melihat cara penyambutan yang begitu bertolak belakang; membuat si Kabayan langsung membuka pakaiannya. Ia meletakan pakaiannya di atas hidangan tersebut.
Sambil berkata: “Hai baju yang bagus, makanlah hidangan yang lezat-lezat ini. Karena makanan itu disuguhkan untu menyambut dan menghormatimu, bukannya untuk aku.
Cerita si Kabayan Full Bodor. Bukan hanya mengajak orang tertawa bersenang hati saja. Begitu juga bukan hanya sekedar lelucon kosong saja.
Namun sarat dengan filsafat yang mendalam. Ia merupakan tokoh yang luar biasa yang mampu dan mau menerima kritik atas dirinya sendiri.
Dari cerita si Kabayan yang saya pahami. Si Kabayan itu mengajak kita untuk sama-sama belajar. Bila ada yang keliru dan salah, marilah kita tertawa sejenak.
Maklum hidup itu FULL BODOR. Sambil menterwakan hidup kita yang bodoh agar bisa melihat hidup ini dengan cara yang lebih baik. Mentertawakan diri tidaklah sama dengan mencela diri.
Filsosofi Sunda inilah yang saya dapatkan dalam cerita si Kabayan.
Si Kabayan mencerminkan ciri orang Sunda dimana ia harus; BAGEUR (baik hati), CAGEUR (sehat fisik dan rohani), PINTER (cerdas), MOTEKAR (kreatif) walaupun demikian BASAJAN (sederhana) dan HANDAP ASOR (rendah hati).
Mang Ucup yang mendambakan hidup seperti si Kabayan
sumber : https://www.facebook.com/mang.ucup/posts/10154149658273891
Oh iya dalam perfilman Indonesia tokoh Kabayan ini surah dering diangkat ke dalam layar lebar atau juga serial TV. Dari sekian banyak itu saya paling suka Film Kabayan yang dibintangi mendian Didi Petet dengan pemeran Iteung bergantian dari mulai Paramytha Rusadi, Mendiang Nike Ardilla hingga Dessy Ratnasari. Ceritanya benar - benar unik, kental nuansa Sunda nya dan karena saya yang berasal dari Bandung ini jadi serasa familiar dengan tempat - tempat yang dijadikan lokasi shooting.
COMMENTS