Kali ini Bandungku.XYZ akan membahas tentang sejarah alun - alun Bandung yang 2 tahun terakhir ini kembali menjadi trending topics di Bandun...
Kali ini Bandungku.XYZ akan membahas tentang sejarah alun - alun Bandung yang 2 tahun terakhir ini kembali menjadi trending topics di Bandung dan kembali menjadi salah satu destinasi wisata kekinian di Bandung.
Alun - alun Bandung memang merupakan tempat yang memiliki sejarah yang panjang bahkan sejak Kota Bandung ini berdiri hingga hari ini yang mencapai usia 206 tahun. Nah sejarah tentang keberadaan alun - alun Bandung ini kembali di ceritakan oleh Mang Ucup yang di posting ke dalam group facebook Halo - Halo Bandung. Berikut uraiannya...
Setiap Opsir Belanda yang mau berkujung ke Keraton, Kabupaten ataupun Kawedanan pada umunnya selalu dianter oleh pejabat lokal naik Kereta/Bendi. Begitu mendekati lokasi sang pejabat lokal selalu berteriak ALON-ALON (perahan dalam bahasa Jawa) kepada sang Kusir.
Mengingat Opsir Belanda tidak bisa mengingat nama lokasi dalam bahasa Jawa. Maka lokasi tersebut dinamakan oleh Opsir Belanda ini ALOON-ALOON. Nama iniah yang akhirnya menjadi kata ALUN-ALUN sekarang ini.
Di Blitar maupun Ponorogo hingga saat ini; mereka masih menamakannya Aloon-aloon. Jadi kata ALUN-ALUN itu sebenarnya adalah kata ALON-ALON yang diserap dalam Lafal orang Belanda.
Alun-alun adalah sepetak tanah SEGI EMPAT ditengah kota. Maka dari itu apabila kata ALUN diterjemahkan ke dalam bahasa asing; menjadi SQUARE atau QUADRADO.
Berdasarkan filsafat tata ruang Jawa yang luhur. Alun-alun harus dibangun dengan konsep CATUR SAGOTRA atau CATURK GATRA TUNGGAL yang bisa diartikan; EMPAT ELEMEN dalam SATU Unit Area.
Dimana harus ada KRATON, MASJID, PENJARA maupun PASAR di lokasi tersebut. Di Alun-alun Bandung pun ditata dengan Fisalat CATUR SAGOTRA. Di situ ada KABUPANTEN, MESJID, PENJARA (Banceuy) dan PASAR. Tata letak seperti ini juga dikenal dengan nama Arsitektur Tembok Keliling (Omwallingarsitektur).

Pendopo di Kabupaten Bandung merupakan bangunan berarsitektur tradisional Jawa. beratap Joglo Tumpang Tiga. Dibangun pada tahun 1850 sebagai tempat kediaman resmi Bupati Wiranatakusumah II (1810 M). Arah hadap pendopo ke arah utara kota Bandung sebagai penghormatan kepada gunung-gunung maupun tentang kesucian dari Gunung.
Di dalam Pendopo ada Ruang Arab adalah ruangan yang banyak dihias dengan lukisan kaligrafi. Disamping itu dilengkapi dengan tempat pemeiharaan ikan yang cukup luas sehingga penduduk setempat menamakannya BALONG GEDE.
Lahan kabupaten cukup luas. Nama jalan dibelakang kabupaten adalah Jl. Pungkur (Pengker) = Belakang dalam bahasa Sunda.
Bagi umat Islam pohon kurma adalah pohon Suci seperti juga pohon Bodi bagi umat Buddha. Sedangkan bagi umat Hindu yang disebut pohon suci adalah Pohon Beringin (WARINGIN). Maka dari itu disetiap alun-alun selalu ditanam pohon beringin. Bagi umat Hindu daun pohon beringin dianggap suci.
Salah satu pohon beringin ditanam pada tanggal 18 September 1898 untuk memperingati pelantikan Ratu Belanda Wihelmina. Pohon ini dinamakan Wihelmina Boom (pohon).
Pohon beringin kedua ditanam 1909 ketika Ratu Juliana naik tahta menggantikan ibunya pohon inipun dinamakan sebagai Juliana Boom.
Di setiap Alun-alun minumum harus ditanam dua pohon beringin besar yang dikurungi. Kedua pohon beringin ini sama perti juga SONGSONG (Payung) Kerajaan. Payung yang melambangkan keperkasaan maupun kekuasaan.

Taman di London - Hyde Park, New York – Central Park, Singapore Bontanic Gaden, Kuala Lumpur - Lake Garden, Bangkok – Rama IX. Taman yang indah-indah dan serba HIJAU merupakan jantung hati hijau di kota-kota tersebut.
UNTUNG Bandung juga tidak kalah! Kita punya Alun-alun LAHAN HIJAU seluas 22 ribu meter persegi. Hanya sayangnya LAHAN KRESEK. Maklum Rumput Hijaunya pun terdiri dari Rumput PLASTIK semua! Sungguh menyedihkan.
Mungkin tidak lama lagi kota Bandung bisa dinobatkan sebagai BANDUNG KOTA BUNGA PLASTIK!
Bagaimana menurut Anda?????
Mang Ucup
COMMENTS